Powered By Blogger

Jumat, 29 November 2019


MENINGKATNYA PERCAKAPAN TENTANG ISLAM YANG MENGANDUNG SENTIMEN NEGATIF DI TWITTER INDONESIA



Percakapan pengguna twitter tentang agama Islam mengalami pasang surut. Pasang surut tersebut juga diiringi dengen perbedaan pendapat yang berakibat pada pembentukan sentimen. Sentimen positif, negatif dan netral yang dihasilakan oleh percakan di media sosial juga mengalami pasang surut siiring dengan isu yang ramai diperbicangkan. Ideologi pengguna menentukan arah untuk dirinya akan masuk kedalam topik perbincangan. Ideologi pengguna tersebut diperkeruh dengan informasi yang dihasilkan oleh akun portal berita online. Pasang surut percakapan di media sosial twitter tercermin dalam diagram di bawah ini.

Grafik di atas menunjukkan naik turunnya suatu pemberitaan yang berkaitan dengan tema Islam. Peningkatan mention terjadi beriringan dengan fenomena sosial yang terjadi di media sosial. Fenomena tersebut meliputi percakapan  pendidikan Agama Islam, Game yang melecehkan Islam, Sukmawati dengan Pidatonya, Cadar, Jabatan Agama Islam, Hukum dan Ajaran Islam, Bela Nabi, Mualaf, Parasit 212. Dari hasil pemantauan Drone Emprit Academik pada 4 sampai 29 November 2019 diperoleh data perckapan sebagai berikut:


Partisipasi masyarakat menyebabkan percakapan di media sosial di dominasi oleh khalayak. Partisipasi masyarakat untuk membagikan informasi di media sosial dipengaruhi olah ideologi masing-masing. Akan tetapi pembicaraan di media sosial Twitter lebih di dominasi akun media sosial portal berita. Sehingga opini yang beredar dan berkembang masih dipengaruhi oleh media-media yang sudah besar. Data di bawah ini akan menunjukkan kondisi akun media sosial yang paling berpengaruh dalam tema Agama Islam.

Dari data yang diperoleh dari DEA menempatkan 5 akun media sosila yang berada di 5 teratas. Kelima media tersebuat antara lain detik.com, tvOneNews, VIVA.co.id, TEMPO.CO, Kompas.com. kelima akun media sosial tersebut memiliki jangkauan potensial dan dampak yang sangat tinggi. Sebagaimana gambar diatas jangkauan potensial dan dampak yang dihasilkannya sebagaimana berikut detik.com sebanyak 15.501.257 dan menghasilkan dampak sebesar 31.002.154, diikuti tvOneNews sebanyak 8.668.945 dengan dampak 26.006.835, VIVA.co.id sebanyak 4.150.204 dengan dampak 16.608.816, TEMPO.CO sebanyak 1.642.127 dengan dampak 8.210.635, Kompas.com sebanyak 7.402.359 dengan dampak 7.402.369.
Beberapa mentions dan impressions yang terdapat di twitter dapat digambarkan sebagamana berikut.

Sentimen yang dihasilkan dari percakapan dengan tema Agama Islam dengan total jumlah mentions sebanyak 23.288 dengan durasi crawling data yang dimulai dari tanggal 4 November hingga 28 November 2019 dengan menggunakan tool DEA menunjukkan sentimen negatif lebih tinggi. Sentimen negatif menduduki posisi tertinggi dengan 14.666 mentions atau 63%, sentimen positif sebanyak 7,665 mentions atau 33%, dan sentimen netral sebanyak 957 mentions atau 4% daari keseluruhan data.

Berdasarkan data yang kami peroleh peningkatan sentimen negatif diluar dugaan. Adanya faktor dari luar dan dalam yang menyababkan kemarahan khalayak media sosial yang berakibat pada partisipasi untuk menyampaikan opini. Opini yang tersebar tersebut ternyata mengandung kata- kata yang tergolong dalam sentimen negatif.

            Data di atas menunjukkan sentimen negatif mengalami peningkatan sejak tanggal 9 November yang bertepatan dengan isu larangan cadar dan tidak berlangsung lama sentimen negatif menurun kembali dengan adanya isu pendidikan agama Islam. Sentimen negatif mulai naik kembali dengan isu radikal dan mendominasi percakapan di Twitter sejak tanggal 16 November hingga 29 November 2019. Dominasi percakapan yang mengandung sentimen negatif karena berbagai isu diantaranya Sukmawati, Buku Pendidikan Agma Islam, Radikalisme, Hukum Islam, pemuka agama dll.
Penulis : Mohamad Hasan As’adi